Ada kalanya kita harus berhenti mencintai seseorang
Bukan karena kita tidak mencintainya lagi....
Namun karena dia lebih bahagia jika kita melepaskannya
Siang itu sangat terik sekali, perkuliahan sudah abis untuk hari ini. Sepertinya aku harus pulang, kalau tidak aku bisa pingsan. Praktikum hari ini menguras tenaga, capek, penat, panas, haus, lapar... Mungkin aku akan ke kantin dulu, sekadar mengisi perut, biar tidak pingsan di jalan.
Kantin seperti biasanya, rame setengah mati, bikin males aja, tapi aku lapar. Tiap sudut kantin sudah ditempati oleh kelompok-kelompok mahasiswa... paling depan ada student corner, tempat anak2 band biasa manggung untuk menghibur kita semua. Di belakang dekat bar ada anak-anak perhotelan yang rapi bersiap-siap untuk praktek. Selain kedua kelompok itu yang sangat mencolok, ada juga anak-anak manajemen yang berjualan untuk dana sosial, anak-anak dari jurusan engineering yang selalu terlihat berbeda... cool tapi asik untuk dilihat.... Setelah memilih makananku, kentang goreng dan chicken katsu plus teh botol yang dingin, aku memilih duduk di dekat jendela kaca. Dari sini aku bisa melihat keluar, melihat anak-anak berlalu lalang, ada yang berlari mengejar jam kuliah berikutnya, ada yang jalan dengan pacarnya, ada yang duduk-duduk saja dibawah pohon. Aku heran, kenapa tidak ada yang suka duduk di sudut ini, di sudut yang dapat melihat semuanya.... Tiba-tiba lamunanku di ganggu oleh suara seseorang...
"hai... boleh duduk di sini? di tempat lain penuh soalnya." suara lembut itu membuyarkan lamunanku.
"tentu saja boleh, ini kan tempat umum." aku membalas sekenanya.
"terima kasih, soalnya sepertinya kamu lagi sibuk dengan pikiranmu, jadinya aku takut mengganggu."
"owh... gpp kok, silahkan saja."
"btw, namaku Raymond, panggil saja Ray." suara lembut itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan. "nama kamu sapa?"
"saya Rei... Reina tepatnya." jawabku sambil mengulurkan tangan.
"wah, nama kita hampir sama, panggilannya malah sama. Jangan-jangan kita berjodoh...hahahaha."
Tawanya begitu ringan, seolah-olah dia sudah mengenalku sangat lama. Begitu lepas... begitu ringan.
"Kok diem saja sech?" Pertanyaan Ray membuyarkan lamunanku.
"cuma lagi kepanasan aja, jadi males ngomong." sahutku.
Kupandangi lagi cowo di depan ku ini, tinggi, agak kurus, tapi ngga kurus sekali. Matanya jernih, kulitnya ga begitu putih, tapi juga ngga gelap sekali, rambutnya ala K-Pop gitu. Pakai kaos oblong, celana jeans. wajahnya terlihat begitu bahagia, seperti tidak ada beban. Jadi penasaran, dia dari jurusan apa ya? Mending aku tanya aja...
"Kamu dari jurusan apa?" kuberanikan diri bertanya.
"Mechatronics... kenapa?" cowo itu memjawab pertanyaanku sambil menguyah roti yang dibelinya tadi.
"ga papa, cuma tanya aja." aku kembali diam dan melihat keluar jendela.
"kenapa kamu suka sekali duduk disini?"
"karena dari sini aku bisa melihat banyak hal yang kadang-kadang tidak dapat dilihat dari tempat lain."
Pembicaraan itu berhenti sampai disitu, karena aku harus segera pulang. Tanpa ada obrolan lain lagi.
Disepanjang jalan ini aku teringat kembali, kenangan 1 tahun yang lalu. Aku benar-benar merindukanmu, merindukan suaramu, belaian tanganmu.
Aku ingat sekali percakapan terakhir kita....
"Beb.... lagi apa?"
"Browsing..."
"Masi lama ga?"
"Iya..."
"Ya udah, nanti aku balik lagi"
Lamaaaa.... kamu ga balas-balas chatinganku.... sampai aku kembali memanggilmu...
"Beb.... masih browsing?
"Udah, tapi mau ambil makanan dlu ya..."
"Lama kah?"
Kamu tak membalas juga.....
Otakku bener-bener buntu saat itu, mulai memikirkan hal-hal aneh, hal-hal yang negatif. Apakah kamu udah bosan ama aku? Apakah kamu tidak suka lagi ama aku? Apakah ada cewe lain selain aku?
Semua itu memenuhi otakku, hingga akhirnya aku mengirim pesan yang sedikit aneh.....
"
mungkin saya sudah merepotkan kamu akhir2 ini
atau lebih tepatnya mengganggu kamu
semoga saya bisa tidak mengganggu kamu lagi
walau mungkin itu sulit buat saya
:)
thank you for everything you do to me"
Jawaban kamu sungguh sangat mengecewakan aku....
"Oke if thats what you want
"
aku tahu kamu orang yang keras, apa yang aku ucapkan, kamu akan berikan... kamu berpikir itu mauku?
aku coba jelaskan padamu.... maksud hatiku
"aku ga mau itu
tapi entah kenapa aku merasa kamu seperti menghindar dari aku
aku berpikir kalau mungkin kamu tidak mau diganggu aku
jadi aku takut kamu terganggu ama aku
aku ga mau jadi orang yang annoying
mungkin aku menuntut terlalu banyak
I will always waiting for you"
1 jam, 2 jam.... kamu tidak balas pesanku, hingga aku kembali menulis pesan untukmu...
"dan sekarang aku jadi yakin bahwa kamu memang menghindar dariku ==a
:'("
"lha kamu nya sendiri yang negative thinking kalo aku ngehindar kan? ya udah tak turutin~"
"
baiklah aku salah, jgn cuekin aku... aku pasti bingung kalau dicuekin...
:("
"ga ngerti aku sama cara pikirmu, pertama mikir kamu ngganggu terus pamit mau agak ngejauh, terus malah bilang aku ngehindar, aku beneran ngehindar malah kayak gini"
"saya juga tidak tahu... sepertinya otak saya sedang kacau"
"jangan bikin orang bingung dengan kekacauan otakmu sendiri, kalo udah nemu apa yang beneran kamu pikirin baru kamu ngomong aku"
"maaf sudah membuat kamu bingung, maaf juga sudah selalu merepotkanmu"
"ya"
Aku ingat, aku kirimkan lagu Delta Goodrem yang judulnya "Lost Without You", itu mewakili hatiku saat itu. Aku pikir kamu akan melunak. Tapi sepertinya aku salah. Setelah itu, kita tidak pernah benar-benar berkomunikasi dengan normal, seperti dulu..... tiap aku mengirim pesan.... kamu tidak pernah balas...
Sesak nafasku setiap hari memikirkanmu...
Melihatmu tapi tak pernah sedikitpun bisa bicara denganmu...
Aku rindu kamu Beb.... rindu ngobrol ama kamu.... tapi semua telah berakhir, bahkan sekarang kamu ingin aku menjauh dari kamu.... dan memang itulah yang aku lakukan, aku menerima tawaran orang tuaku untuk kuliah keluar kota, jauh dari kamu Beb...
Dan aku bisa bertahan walaupun sulit.... aku masih menunggumu Beb....